Teori Dasar Elektronika dan Dasar Kelistrikan
 – Untuk bisa menjadi seorang teknisi elektronika yang handal, seseorang
 harus mempelajari terlebih dahulu teori dasar elektronika dan 
kelistrikan. Teori-teori tersebut akan sangat berguna dan membantu saat 
praktek di lapangan. Teori elektronika ibarat pondasi. Jika pondasi 
kokoh, maka rumah tak akan mudah ambruk.
Ada beberapa sub teori yang harus dipelajari, mulai dari teori 
elektron, teori atom, arus listrik, tegangan, hukum ohm, dan masih 
banyak lagi yang lain. Setelah sebelumnya belajarelektronika.net 
mengajak anda semua untuk melihat info mengenai belajar elektronika dasar, kali ini akan dilanjutkan membahas tentang teori elektronika.
Teori Dasar Elektronika
Berikut ini adalah beberapa teori dasar elektronika serta dasar 
kelistrikan yang harus anda pelajari dan pahami jika anda ingin menjadi 
ahli dalam dunia elektronika. Penasaran dengan informasi lengkapnya? 
Silahkan simak baik-baik informasi lengkap dari belajarelektronika.net di bawah ini.
1. Teori Elektron dan Atom
Jika suatu benda atau zat baik itu padat, cair, atau gas, dibagi-bagi
 menjadi bagian yang paling kecil, dan bagian tersebut masih memiliki 
sifat asalnya, maka benda atau zat tersebut dinamakan molekul. Jika 
molekul tersebut terus dibagi-bagi menjadi bagian yang paling kecil 
sekali, sehingga bagian tersebut tidak memiliki sifat asalnya lagi, maka
 disebutlah atom.
Kata atom sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Jadi atom dapat didefinisikan sebagai bagian
 yang terkecil dari molekul yang sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi 
dengan reaksi kimia biasa. Sementara molekul adalah bagian terkecil dari
 suatu benda yang masih punya sifat asal.
Sebuah atom terdiri dari inti atom alias nukleus yang tersusun dari 
proton (positif) dan netron (netral), yang dikelilingi oleh elektron 
(negatif). Sebuah atom dikatakan netral bila memiliki muatan positif dan
 negatif dalam jumlah yang sama. Dalam teori atom dikenal istilah 
elektron bebas atau elektron valensi, yakni elektron yang berada di 
lintasan kulit atom paling luar.
Dalam hukum muatan listrik, jika ada muatan sejenis akan tolak 
menolak. Sedangkan jika ada muatan tak sejenis maka akan tarik menarik. 
Dalam teori perpindahan muatan listrik, ada tiga jenis bahan, yakni 
konduktor atau penghantar, semikonduktor atau setengah penghantar, dan 
isolator atau penghambat.
2. Teori Arus Listrik
Definisi arus listrik adalah muatan-muatan negatif atau elektron yang
 mengalir dari potensial rendah menuju ke potensial tinggi. Satuan arus 
listrik adalah Ampere. Dalam teori arus listrik, dikenal dua jenis 
sumber arus listrik, yakni sumber arus listrik searah atau DC dan sumber
 arus bolak-balik atau AC.
Sumber arus DC adalah  listrik yang tidak berubah fasenya. Contohnya adalah baterai, solar sel, accumulator, dinamo dan adaptor. Sedangkan arus AC adalah arus listrik yang berubah-ubah fasenya setiap saat.
 Contohnya adalah generator, listrik PLN, dan inverter. Alat yang dapat 
digunakan untuk mengukur arus listrik adalah amperemeter.
Rumus Arus Listrik: I=Q/t
Dimana:
- I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
 - Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
 - t = waktu dalam satuan sekon (s)
 
3. Teori Tegangan Listrik 
Pengertian tegangan listrik adalah energi atau 
tenaga yang menyebabkan muatan-muatan negatif atau elektron) mengalir 
dalam penghantar. Nilai satuan dari tegangan listrik adalah V ( Volt ). 
Alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya tegangan listrik 
adalah voltmeter.
Rumus Tegangan Listrik: V=W/Q
Dimana:
- V = tegangan listrik dalam satuan volt (V)
 - W = energi dalam satuan joule (J)
 - Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
 
4. Teori Resistor / Hambatan
Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai 
hambatan listrik. Satuan nilai resistor adalah Ohm. Alat yang digunakan 
untuk mengukur besarnya hambatan resistor adalah Ohmmeter. Teori yang 
erat kaitannya dengan resistor adalah teori George Simon Ohm dengan penelitian kolam air raksanya.
Jika dilihat dari bahannya, resistor memiliki 5 jenis, yakni resistor
 karbon, kompon, kawat gulung, serbuk besi, dan film logam. Sedangkan 
jika dilihat dari jenisnya, ada resistor tetap, resistor variabel, 
negative temperatur coefficient (NTC), positive temperatur coefficient (
 PTC ), light dependent resistor ( LDR ), dan magnetic dependent 
resistor ( MDR ).
Nilai resistansi yang dimiliki sebuah resistor dapat dilihat dari gelang-gelang warna yang dimilikinya. Gelang pertama menyatakan angka pertama ( digit ke-1 ). Gelang kedua menyatakan angka kedua  ( digit ke-2 ). Gelang ketiga menyatakan banyaknya nol atau faktor pengali. Gelang keempat menyatakan toleransi.
Hukum yang membahas tentang resistor adalah hukum Ohm yang dikemukakan oleh George Simon Ohm.
 Hukum tersebut berbunyi, dalam suatu rangkaian tertutup, kuat arus 
listrik ( I ), berbanding lurus atau sebanding dengan tegangan 
listriknya ( V ), dan berbanding terbalik dengan hambatan listrik ( R ).
5. Teori Daya Listrik
Pengertian daya listrik adalah usaha listrik dalam suatu penghantar setiap sekon atau detik. 
Rumus daya listrik adalah: P = W/t
Dimana:
- P = daya listrik dalam satuan Watt (W)
 - W = usaha listrik dalam satuan Joule (J)
 - t = waktu dalam satuan sekon (s)
 
Sekian informasi mengenai teori dasar elektronika dan dasar 
kelistrikan. Semoga artikel tadi bermanfaat dan menginspirasi pembaca 
setia belajarelektronika.net. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini 
kepada teman-teman jikalau bermanfaat










0 Comments:
Posting Komentar