1.
Kesatuan (Unity)
Kesatuan
merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya
kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat
cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman
dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu
atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka
kesatuan telah tercapai. Kesatuan membantu semua elemen seperti milik mereka
bersama. Pembaca harus visual cues untuk memberitahu mereka tahu potong
merupakan salah satu unit-teks, headline, foto, gambar, dan keterangan semua
pergi bersama-sama.
Menyatukan
elemen elemen oleh kelompok yang saling berdekatan sehingga mereka terlihat
seperti milik mereka bersama. Ulangi warna, bentuk, dan tekstur. Gunakan kotak
(dengan struktur yang halaman) untuk membuat kerangka untuk margin, kolom,
jarak, dan proporsi. Dengan kata lain, seorang desainer harus mengetahui cara
mengorganisasi elemen dan membangun ikatan atau hubungan.
Sedangkan
keselarasan dapat berupa bentuk, warna, tekstur pola, material, tema, gaya,
ukuran dsb. Seperti dalam keselarasan warna dapat ditingkatkan dengan
menggunakan warna-warna komplementer atau warna analog.
Keselarasan
dan kesatuan dalam desain kadang memunculkan keseimbangan, seperti
keseimbangan dalam hal rancangan, furnitur, pemilihan aksesoris, atau sering
juga dalam pengaturan tata letak furniture.
2. Keseimbangan (Balance)
Karya
seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak
membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan
roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah
keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling
meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat
dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada
yang saling membebani. Setiap elemen pada susunan visual berat yang telah
ditentukan oleh ukurannya, kegelapan atau keringanan, dan ketebalan dari baris.
Ada
dua pendekatan dasar pendidikan desain untuk menyeimbangkan. Yang pertama
adalah keseimbangan simetris yang merupakan susunan dari elemen agar merata ke
kiri dan ke kanan dari pusat. Yang kedua adalah keseimbangan asimetris yang
merupakan pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama di setiap sisi
halaman. Warna, nilai, ukuran, bentuk, dan tekstur dapat digunakan sebagai
unsur keseimbangan.
Untuk menciptakan keseimbangan:
- Ulangi bentuk tertentu secara berkala, baik secara vertikal maupun horizontal.
- Pusat elemen pada halaman.
- Menempatkan beberapa visuals kecil di satu daerah untuk menyeimbangkan satu blok besar gambar atau teks.
- Gunakan satu atau dua bentuk aneh dan membuat bentuk biasa.
- Meninggalkan banyak spasi besar sekitar blok teks atau foto gelap.
- Offset besar, gelap foto atau ilustrasi dengan beberapa lembar teks kecil, masing-masing dikelilingi oleh banyak spasi.
3. Proporsi (Proportion)
Proporsi digunakan dalam menggambarkan
hubungan ukuran antara objek satu dan yang lainnya. Dalam merancang suatu
ruangan diperlukan proporsi yang sesuai seperti ukuran furniture, tinggi
langit-langit dan sebagainya.
Proporsi termasuk prinsip dasar tata
rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah
karya diperlukan perbandingan –perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi
adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden
Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam
karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret
bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 :
13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam
termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang
diturunkan oleh Tuhan sendiri.
4. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang
teratur dan terus menerus. Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh
pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain.
Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk
unsur rupa. Pengulangan (mengulangi unsur serupa dalam cara yang konsisten) dan
variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen) adalah kunci untuk
visual ritme.
Menempatkan elemen dalam sebuah layout
secara berkala membuat halus, dan bahkan ritme yang tenang, santai
moods.perubahan pada ukuran dan jarak antara unsur membuat cepat, ritme hidup
dan suasana hati yang menyenangkan. Kunci sukses membangun sebuah desain berdasarkan
ritme adalah mengerti perbedaan antara pengulangan dan variasi. Pengulangan
adalah mengulang elemen beberapa visual atau seluruhnya secara konsisten
sedangkan variasi adalah perubahan sejumlah elemn, misalnya warna, ukuran,
bentuk, ruang, posisi, dan bobot visual dari sebuah elemen.
Ritme atau nada terbagi menjadi 3 jenis
yaitu:
-nada suara, tingkatan perbandingan
contohnya dalam tinggi rendahnya suara.
-nada warna, tingkatan perbandingan
antara warna yang satu dengan warna yang lain.
-nada garis, tingkatan perbandingan
tebal tipisnya garis, panjang pendeknya garis, atau kasar halusnya garis.
5. Penekanan/ fokus dan emphasis
Fokus difungsikan sebagai objek utama,
untuk menarik perhatian. Biasanya yang diberi penekanan atau fokus cukup satu,
karena terlalu banyak fokus dapat mengurangi penekanan dari objek yang ingin
ditonjolkan tersebut.
Emphasis merupakan area yang dianggap
menarik, dominan. Dominansi dari suatu objek layaknya fokus dapat ditingkatkan
dengan membuat objek tampak lebih besar, lebih indah, dengan penempatan yang
pas.
6. contrast dan variety
Maksud prinsip kontras adalah
menghindari elemen desain dalam halaman yg tampak serupa. Apabila elemen (jenis
tulisan, warna, ukuran, tebal tulisan, spasi, etc) tidak diingkan serupa maka
buat elemen desain tsb saling membedakan. Kadang, dalam sebuah halaman, kontras
menjadi visualisasi yg paling menarik perhatian. Kontras adalah penyebab awal
pembaca membaca halaman tsb.
Sedangkan variety , atau keanekaragaman digunakan untuk
menghindari dari kesan monoton atau membosankan. Contohnya seperti penggunaan
dari elemen yang tidak sama dapat memberikan sesuatu yang lebih menarik atau
unik.
7. Repetisi (Repetition)
Elemen visual yg berulang dalam sebuah
desain. Kamu dapat mengulang ulang warna, bentuk, teksture, ketebalan garis,
jenis tulisan, ukuran, konsep grapis, etc. Pengulangan elemen visual ini
mengembangkan komposisi dan memperkuat desain dalam kesatuan komposisi.
0 Comments:
Posting Komentar